Ladiesmail - Uang memang bisa meringankan segala beban kehidupan kita, namun uang bukanlah segalanya. Jauh berbeda dengan sebuah ketulusan yang sebenarnya lebih berharga di banding dengan uang dan benar-benar tidak bisa diukur seberapa harganya, karena ketulusan datang dari hati yang mendalam sehingga tak ada nilai ukurnya.
Artikel Terkait:
Kakek yang diketahui bernama Li Yuhua itu tinggal di daerah pegunungan di provinsi Anhui, China selama 20 tahun. Dulu ia bekerja sebagai petugas keamanan kuil Shenquan di daerah tersebut. Hingga pada suatu hari ia menemukan anak perempuan terlantar di pintu rumah sakit, demikian dilansir shanghaiist.com.
Pada tahun 2001, Li menemukan anak perempuan terlantar di pintu masuk sebuah rumah sakit di kota Xiao. Lalu ia membawa anak perempuan tersebut pulang dan memberinya nama Chen Hui. Chen Hui rupanya lahir dalam keadaan yang kurang sempurna, ia menderita serebral palsi dan epilepsi.
Berkat donasi dan sumbangan, Chen Hui sempat mendapatkan perawatan di sejumlah rumah sakit di Beijing. Tetapi kondisi kesehatannya tak kunjung membaik. Untuk biaya kebutuhan sehari-hari, Li menggantungkan pada subsidi pemerintah.
Copyright � | shanghaiist.com
Li mendapatkan 2.000 RMB (sekitar 4,2 juta rupiah) dan Chen Hui 400 RMB (sekitar 840 ribu rupiah) per bulannya. Terkadang, mereka juga mendapat kiriman nasi, mie, dan telur dari para donatur.
"Kami memang hidup miskin tapi bisa hidup bahagia bersama-sama," ujar Li. Setiap hari Li akan mengajak Chen Hui untuk bermeditasi bersama. Li akan menggendong putri angkatnya tersebut ke tempat mereka berdua meditasi.
Meski mungkin hidup sang kakek tak pernah bergelimpangan harta, ia tetap memiliki hati yang kaya. Di usia senjanya, ia masih merawat seorang anak yang sama sekali tak memiliki ikatan darah dengannya. Sebuah keikhlasan dan ketulusan sang kakek ini benar-benar tidak bisa diukur dengan harta ya.
0 comments:
Post a Comment