Begitu senangnya setelah mendengar suara tangis bayi melengkapi keluarga ini. Seakan tidak percaya waktu begitu cepat dan aku sudah menjadi Ayah. Meski proses melahirkan harus melalui operasi, tapi itu bukan masalah, yang jelas aku merasa syukur karena keduanya selamat.
Istriku melahirkan di sebuah rumah sakit di Lubukpakam, Deliserdang. Rumah sakit yang cukup dikenal masyarakat setempat. Demi kenyamanan istri dan anakku, aku sengaja memesan ruang rawat inap yang bagus alias kelas VIP.
Di hari pertama kelahiran anakku, ruang rumah sakit yang kami tempati masih ramai dikunjungi sanak saudara. Beberapa tetangga juga datang untuk memberi selamat.
Esoknya kami masih berada di rumah sakit. Menurut dokter, istriku harus diopname karena kondisinya masih lemah. Aku manut. Tapi di malam kedua berada di rumah sakit, aku melihat penampakkan mahkluk gaib. Sangat mengerikan, terlebih saat tatapan matanya ke arahku.
Kisah ini bermula, malam itu sekitar pukul 2 dinihari, aku masih terjaga. Maklumlah, menjadi seorang jurnalis begitu rentan dengan insomnia atau susah tidur. Sementara istri dan anakku sudah terlelap.
Artikel Terkait:
Namun baru saja memejamkan mata, tiba-tiba aku mendengar suara TV. Benda itu nyala sendiri dan aku pun terkejut. Aku yang awalnya tak begitu percaya dengan hal mistis, mendadak ketakutan. Apalagi saat sepasang mata ini melihat sosok wanita berjubah putih yang mendekati anakku. Rasa takut luar biasa yang membuat sekucur tubuhku tak mampu bergerak.
Hanya kelopak mata yang sesekali berkedip. Mahkluk halus yang disebut kuntilanak itu memandangi anakku. Dua tangannya yang berkuku panjang bergerak naik turun. Sepertinya, ia mengajak anakku bermain-main. Lalu, beberapa saat kemudian, kuntilanak itu memalingkan wajahnya ke arahku.
Wajahnya tertutup rambut. Begitu menyeramkan. Seketika itu pula aku terlelap, tak sadarkan diri. Setelah aku sadar, aku melihat sosok gaib itu melayang meninggalkan kamar kami, menembus pintu.
Esoknya, penampakkan mahluk itu kembali kulihat. Saat itu sekitar pukul 01:00. Aku yang baru kembali dari beli makanan melihat kuntilanak itu berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Pandangan matanya ke arah perawat yang mendapat tugas jaga.
Sejenak ia berhenti memandangi perawat yang tidur lelap, lalu kembali ke lorong dan menghilang menembus pagar besi. Pagar yang membatasi kamar rawat inap yang ada di lantai 2. Rasa takut kembali menghampiriku. Dengan secepat kilat aku masuk ke kamar.
0 comments:
Post a Comment