Tumbal Pesugihan, Jual Nyawa dan Korbankan Anak Demi Kekayaan

Tumbal Pesugihan, Jual Nyawa dan Korbankan Anak Demi Kekayaan




Ladiesmail - Setiap insan yang hidup di dunia ini pasti mempunyai kisah hidupnya tersendiri. Seperti halnya dalam pencarian, kekayaan sebenarnya hanya sebuah benda yang bersifat manusiawi dan tentu tidak bermakna apa-apa setelah kematian. Meski bersifat sementara, tetapi masih banyak orang tergiur dengan cara tidak halal.

Seperti kisah yang terjadi 30 Tahun yang lalu, pria ini hanya pencari rumput di sebuah Kabupaten di Jawa Barat. Tapi dalam waktu singkat tiba-tiba punya uang ratusan juta hingga bisa membeli bus yang jumlahnya puluhan. Dia membangun bisnis bus dan angkutan miliknya dari nol.

Yang jadi sorotan bersamaan dengan kekayaan yang semakin berlimpah, satu persatu keluarganya tewas. Mulai keluarga jauh hingga yang terdekat. Saat anak kesayangannya tewas, dia menenggak minuman keras semalam suntuk untuk melawan kesedihan. Cerita berlanjut, bus miliknya hampir setiap bulan menabrak orang hingga tewas.

Tudingan seram diberikan pada si pengusaha. Dia bersekutu dengan setan. Menjual nyawa untuk ditukar kekayaan alias tumbal. Beberapa kali warga yang marah merusak bus milik pengusaha itu saat menabrak orang hingga tewas. "Kalau bus itu warga sudah hafal. Pasti ada saja setiap bulan makan korban. Orang-orang curiga dia tumbal," ujar Titi (57), seorang warga Bandung, demikian dilansir merdeka.com.

Warga hanya menduga-duga. Tak ada yang punya nyali menanyakan langsung pada si pengusaha. Misteri soal tumbal ini terkubur bersama akhir hayat sang pengusaha. Tak jelas apakah benar dia kaya karena tumbal. Tapi masyarakat selalu berbisik-bisik soal kekayaannya bahkan hingga kini.

Ada kisah lain. Sebut saja namanya Arif. Pria ini pernah punya jabatan lumayan di sebuah perusahaan. Tergiur tawaran teman, dia memutuskan pensiun dini. Uang pesangon digunakan membangun bengkel dan bisnis kayu.

Tak sampai dua tahun, bisnis Arif gagal total. Uangnya habis hingga rumah miliknya dan orangtuanya disita bank. Dia juga terlilit utang ratusan juta. Tak kuat menahan kekecewaan, Istri Arif kabur membawa anak mereka yang masih kecil.

Keimanan Arif goyang. Dia memaki Tuhan atas kegagalannya. Seorang kenalan menyarankan pergi ke dukun yang tinggal di pinggir hutan di dekat laut selatan Jawa. Dukun itu konon punya cara cepat untuk mereka yang ingin kaya secara instan.

"Saya pergi ke sana. Dukun itu tanya apakah nanti saya tak takut neraka? Saya bilang saya sudah tak percaya Tuhan. Dia tanya lagi apa saya siap memberikan nyawa setiap bulannya. Saya bilang sanggup," kata Arif menceritakan pengalamannya.

Tapi rupanya si dukun meminta Arif rela memberikan nyawa anak perempuannya. Dia juga meminta Arif tak tergesa-gesa dan berfikir ulang. "Semalaman saya tidak bisa tidur. Perang batin. Tegakah saya mengorbankan anak sendiri untuk kaya?" kata dia.

Untungnya nafsu Arif dikalahkan akal sehatnya. Dia tak jadi melakukan tumbal. Pria ini lari menghindari penagih utang. Akhirnya dia menetap di pinggiran sebuah kota. Kerja serabutan dan menikah lagi. Dia ingin memulai hidup baru.
Share on Google Plus

About Vento Deco

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment